PENGORBANAN ANAK KAMPUS

Posted: November 18, 2015 in Uncategorized

Semua umat muslim diseluruh dunia akan mengadakan Hari Raya Haji atau yang biasa sahabat kenal dengan sebutan Idul Adha. Sahabat sendiri tahu tidak arti dari Idul Adha ? Idul Adha adalah sebuah hari raya Islam. Dimana pada hari tersebut diperingati peristiwa kurban, yaitu Nabi Ibrahim (Abraham) yang bersedia mengorbankan putranya Ismail untuk disembelih, kemudian digantikan oleh-Nya oleh seekor domba.

Sungguh mengesankan bukan ? Seorang Ayah yang rela mengorbankan anaknya untuk disembelih. Pada kesempatan ini, DeKa tidak untuk membahas mengenai Idul Adha yang lebih dalam. Saya akan membahas mengenai yang bersangkutan yaitu tentang pengorbanan. Pada kehidupan kuliah Mas Broh dan Mba Sis pastinya akan menghadapi masa-masa pengorbanannya. Sebenarnya untuk apa sahabat sekalian melakukan pengorbanan ? Semua hal tersebut memiliki arti, makna, dan manfaat yang berbeda-beda. Saya akan mencoba untuk mengulas pengorbanan apa saja yang biasa dilakukan oleh para anak kampus sekalian.

  1. Pengorbanan Uang

Uang itu merupakan alat tukar yang dapat diterima secara umum. Semua dapat dibeli dengan uang, bukan berarti mengajarkan dengan mudahnya membeli ijazah dengan uang. Akan tetapi, pengorbanan orang tua yang begitu susahnya mencari uang untuk menyekolahkan anak-anaknya. Dan dimasa kuliah ini adalah waktu yang tepat bagi para anak kampus yang mulai membantu orang tua untuk mencari uang demi membiayai kuluahnya. Mas Broh dan Mba Sis harus pintar dalam mengatur waktu agar dapat mengisi luang mereka berkorban mencari uang. Contohnya dalam hal mengajar, bisnis online, kerja malam, menjadi asisten dosen, dan masih banyak lagi. Bahkan seringkali melihat para organisasi-organisasi kampus yang berkorban mencari uang demi berjalannya acara yang mereka adakan. Panitia-panitia organisasi kampus tersebut rela menjual baju, buku, dan barang-barang yang mereka miliki untuk memperoleh uang terutama sebagai dana awal mereka membuat proposal dan lain-lain untuk mengadakan suatu acara. Sungguh menakjubkan bukan??

 

  1. Pengorbanan waktu

Masa-masa kuliah adalah masa dimana Mas Broh dan Mba Sis harus dapat dan pintar dalam me-manage waktu kalian untuk mengatur jadwal kuliah. Namun semua itu tidaklah mudah, saya sendiri telah banyak memperoleh cerita dari para senior maniak tentang bagaimana cara mengatur mereka dalam kuliah. Dimana para MABA yang masih banyak memiliki waktu luang pada saat kuliah berbeda dengan mereka senior maniak yang sangat sibuk dalam menyelesaikan skripsi atau tugas akhirnya. Mereka rela berkorban untuk mengurangi waktu tidur dan juga main agar dapat menyelesaikan skripsi mereka sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Memang peluang itu banyak dan selalu ada kata “tidak akan menyerah” dalam benak para anak kampus. Akan tetapi, mereka pun berpikir “untuk apa membuang-buang waktu mereka untuk berada terlalu lama di kampus jikalau semua itu dapat diselesaikannya dengan cara mentuntaskan skripsi mereka ?”. Itulah prinsip para anak kampus

  1. Pengorbanan cinta

Diantara sekian anak kampus, pasti Mas Broh dan Mba Sis ada juga yang menjalani kuliah dengan sang pacar. Mereka yang berjarak jauh rela berkorban tidak bertemu sekian lama demi mentuntaskan kuliahnya. Mereka yang memiliki waktu jalan bersama, makan bersama, nonton bersama rela mengorbankannya cintanya untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas dari para dosen mereka dan belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian dikemudian harinya. Pengorbanan tersebut tidaklah kan sia-sia, pasangan yang mengerti akan masa kuliah pasti memahaminya. Karena waktu mereka bersama akan dirasakannya pada saat mereka sukses atau berhasil melewati masa kuliah.

  1. Pengorbanan teman

Nah ini dia yang paling berat sebenarnya untuk dikorbankan. Dalam hidup itu kita gak akan bisa menjalaninya sendiri. Apalagi dalam dunia kampus, yang mana Mas Broh dan Mba Sis pasti membutuhkan teman. Telah banyak organisasi-organisasi yang berdiri dalam kampus maupun lingkungan dimana dapat meningkatkan jiwa sosial kita. Disitulah sahabat DeKa sekalian dapat mencari kesibukan serta informasi-informasi demi menambah pengetahuan dan wawasan kita. Akan tetapi, ada masa dimana semua itu akan ditinggalkan untuk sementara bahkan selamanya. Mereka para senior maniak yang sedang menghadapi skripsinya rela berkorban menjadi seorang antisosial. Dalam arti mengurangi waktu kesibukan berorganisasi, waktu bermain dan berkumpul, juga kepedulian akan sesama. Memang semua itu wajar tuk dilakukan, namun kalo menurut saya seperti apa yang dikatakan sebelumnya “hidup itu kita gak akan bisa menjalaninya sendiri”. Ada hal yang masih dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi melalui media komunikasi. Sekalipun tidak ada waktu tuk bertemu demi skripsi, Mas Broh dan Mbak Sis dapat berkomunikasi untuk meminta doa dan dukungan dari teman-teman yang mengerti akan keadaan ini.

Leave a comment